Sabtu, 28 April 2012

Kompleks Candi Muaro Jambi

Candi-Candi Lain Di Kompleks Candi Muaro Jambi


Oleh Jhekos

Candi Kembarbatu, Candi Tinggi I, Candi Gumpung, kolam Telagorajo adalah beberapa Candi lain (selain Candi yang dibahas pada postingan terdahulu) dan kolam yang berada masih dalam kawasan komplek Candi Muaro Jambi. Setelah pada postingan sebelumnya saya coba membahas tentang Candi Astano dan Candi Tinggi, pada postingan kali ini saya akan mencoba membahas tentang Candi-Candi lainnya dan satu kolam yang berlokasi dikawasan komplek Candi Muaro Jambi.

CANDI KEMBARBATU

Kompleks Candi Kembarbatu terletak 250 meter disebelah tenggara Candi Tinggi, tepatnya pada titik koordinat 01°28'39.7" LS dan 103°40'15.2" BT, sedangkan luas lahan Candi Kembarbatu adalah 59 meter x 63 meter. Komplek Candi Kembarbatu dipugar pada tahun 1994-1995, dan pemugaran itu pun berhasil menampakan antara lain:

- 1 bangunan induk


Bangunan induk menghadap ke arah timur

- 9 struktur bangunan


Struktur I menghadap ke timur-barat, struktur II dan V menghadap ke timur dan dan struktur III dan IV menghadap ke utara.

- Pagar keliling

- Gapura

- Parit disekelilingnya


Selain beberapa bangunan tersebut, dikompleks Candi Kembarbatu juga terdapat temuan lainnya seperti gong perunggu bertuliskan huruf Cina, lempengan-lempengan emas, batu mulia, bata bertuliskan huruf jawa kuno, serta
keramik Cina.

CANDI TINGGI I


Kompleks Candi Tinggi I terletak di sisi selatan kompleks Candi Tinggi. Seperti halnya kompleks bangunan kuno lainnya di Muaro Jambi, Candi Tinggi I dibangun dari bata terdiri dari bangunan induk, bangunan pendukung dan pagar keliling dengan pintu gerbang meghadap ke timur. Pertama kali ditemukan Candi Tinggi I berupa gundukan tanah berisi pecahan-pecahan bata, serta tertutup vegetasi hutan.

Setelah dilakukan penelitian arkeologi, diketahui bahwa gundukan tanah tersebut merupakan reruntuhan kompleks bangunan kuno. Selanjutnya pada tahun 2000 reruntuhan bangunan dibuka dan dipugar. Keunikan dari kompleks Candi Tinggi I terletak pada arsitektur bangunan, yaitu pada struktur bagian dalam terdapat susunan bata dengan pola yang berbeda dengan struktur bangunan luar.

Temuan struktur bangunan yang lebih kecil dibagian dalam Candi Tinggi I menunjukan bangunan tersebut pernah mengalami pengembangan dan perluasan bentuk bangunan.

CANDI GUMPUNG


Kompleks Candi Gumpung yang terletak pada 01°28'39.5" LS dan 103°40'02.0" BT, merupakan salah satu bangunan Candi yang cukup luas dan besar yang ada dikawasan perCandian Muaro Jambi. Candi Gumpung pertama kali disebut oleh F.M. Schnitger dalam laporan tahun 1937. Boechari seoreang ahli purbakala dibidang pembacaan prasasti kuno menuliskan dalam laporan hasil pembacaan prasasti-prasasti emas yang ditemukan di dalam Candi Gumpung.

Diduga kompleks Candi Gumpung dibangun pada pertengahan abad ke-9 hingga permulaan abad ke-10 masehi. Dari isi prasasti lempengan emas tersebut dapat diketahui pula bahwa Candi Gumpung terkait dengan ajaran budha. Hal ini juga didukung dengan adanya temuan arca prajnaparamitra serta artefak lain yang berhubungan dengan ajaran budha.


Candi Gumpung memiliki halaman yang dibatasi dengan pagar keliling berbentuk bujursangkar 150 m x 155 m. Bangunan induk yang ada dikompleks Candi ini berukuran 17.9 m x 17.3 m menghadap kearah timur, sesuai dengan kedudukan gapura utama yang menghadap ke timur. Sedangkan bangunan lain yang berada disebelah timur bangunan induk, berbentuk persegi dan hanya tersisa bagian dasar dan lantai berukuran 9,85 m x 9,75 m.

Tata ruang kompleks Candi Gumpung terbagi atas beberapa ruang yang masing-masing berpagar bata dengan dilengkapi pintu gerbang masuk. Kini pagar-pagar dan pintu masuk hanya tersisa bagian bawahnya saja, selebihnya telah hilang. Dan hasil pemugaran pada tahun 1982 hanya berhasil mengembalikan struktur bangunan yang masih tersisa. Sedangkan sisa reruntuhan pagar yang masih asli berada dipagar sisi utara dibawah bangunan pelindung (cungkup).

KOLAM TELAGO RAJO


Kolam Telago Rajo terletak 100 meter sebelah tenggara kompleks Candi Gumpung, terletak pada koordinat 01°28'41.5" LS dan 103°40'08.0" BT. Kolam kuno ini ditemukan pada tahun 1970, ada dugaan keberadaan kolam terkait dengan aktifitas pengajaran budhisme antara lain untuk kebutuhan sebagai reservoar (penyimpanan dan penampungan air). Disamping itu keberadaan kolam Telago Rajo juga merupakan simbolisme makrokosmik dan mikrokosmik dalam ajaran budhisme.

Nama Telago Rajo sendiri berasal dari sebutan masyarakat lokal yang disebutkan secara turun menurun, terkait dengan memori kolektif masyarakat Muaro Jambi, bahwa kawasan percandian Muaro Jambi merupakan bagian sangat penting dari kerajaan pada masa itu dan dihubungkan dengan peninggalan para raja (rajo).

Baca Juga artikel terkait lainnya tentang Candi Muaro Jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar