Rabu, 04 April 2012

Candi Muaro Jambi

Komplek Candi Muaro Jambi

Oleh Jhekos

Candi Muaro Jambi merupakan sebuah komplek bangunan candi, komplek percandian ini pun merupakan komplek percandian Hindu - Budha terbesar di Indonesia. Para ahli berpendapat bahwa komplek percandian ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Komplek percandian ini tepat terletak ditepi sungai Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi atau tepatnya Koordinat Selatan 01* 28'32" Timur 103* 40'04". Dan Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, adalah lokasi dimana Candi Muaro Jambi berada.

Pada Tahun 1883 S.C. Crooke seorang perwira angkatan laut dari kerajaan inggris, menuliskan dalam laporannya bahwa ia melihat reruntuhan bangunan dan menemukan sebuah arca yang menggambarkan arca Budha. Kemudian pada tahun 1921 seorang warga negara Belanda bernama T. Adam melengkapi keterangan dari laporan Crooke yang pernah mengunjungi lokasi kawasan percandian tersebut. Namun pada saat itu Adam tidak menyebutkan peninggalan-peninggalan lain diluar bangunan dan arca dilokasi candi muaro jambi tersebut.

Barulah tiga belas tahun kemudian, seorang bernama F.M Schnitger datang berkunjung ke Jambi. Schnitger adalah orang pertama yang menghubungkan
kawasan percandian ini dengan kerajaan Melayu (Mo-lo-yeu), seperti yang disebutkan dalam naskah cina abad XVII. Ia menggunakan nama sungai Melayu yang ada di dalam kawasan percandian sebagai dasar pemikirannya. Dan Schnitger pula lah yang menambahkan beberapa informasi tentang nama-nama candi baru selain Astano, yaitu Gumpung, Tinggi, Bukit Perak, Gudang Garem, Gedong I, Gedong II di komplek percandian Candi Muaro Jambi.

Candi Yang Terdapat Di Komplek Candi Muaro Jambi

Berikut ini gambar dari candi dan bangunan yang terdapat di komplek percandian Candi Muaro Jambi:

1. CANDI ASTANO (ASTANO TEMPLE)


2. CANDI TINGGI (TINGGI TEMPLE)


3. CANDI KEMBARBATU (KEMBARBATU TEMPLE)


4. CANDI TINGGI I


5. CANDI GUMPUNG (GUMPUNG TEMPLE)


6. KOLAM TELAGORAJO (TELAGORAJO POND)


7. CANDI KEDATON


8. CANDI GEDONG I


9. CANDI GEDONG II


Penelitian Oleh Tim Dari INDONESIA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah instansi pemerintah Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian di komplek Candi Muaro Jambi, dengan mengirimkan sebuah tim yang dipimpin oleh R. Soekmono. Tim tersebut melakukan pengambilan foto-foto baru di komplek percandian tersebut. Hampir senada dengan peneliti-peneliti sebelumnya, tim ini pun menyimpulkan bahwa kawasan purbakala Candi Muaro Jambi memiliki hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Kemudian baru pada tahun 1975, kegiatan pemugaran bangunan purbakala yang telah runtuh mulai dilakukan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan mandat tersebut kepada Direktorat Sejarah dan Purbakala saat itu. Selama pembersihan hutan berlangsung para peneliti dan pekerja yang terlibat berhasil menampakan kembali tujuh reruntuhan bangunan-bangunan kuno di komplek Candi Muaro Jambi yang berukuran relatif besar. Diantaranya adalah:

1. Kotomahligai
2. Kedaton
3. Gedong I dan II
4. Gumpung
5. Tinggi
6. Kembarbatu
7. Astano

Gambaran kepurbakalaan semakin jelas ketika pada tahun 1985, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional melakukan pemotretan melalui udara. Tampak jelas bahwa komplek Candi Muaro Jambi merupakan kawasan purbakala yang juga memiliki sistem jaringan air berupa kanal-kanal yang dibuat mengelilingi seluruh kawasan Candi Muaro Jambi. Dengan begitu para ahli pun menduga kawasan percandian ini merupakan peninggalan berlatar belakang kebudayaan Budha Mahayana, yang berdiri dari abad VII-XIII Masehi pada masa kerajaan Melayu Kuno yang berkembang di daerah aliran sungai Batang Hari.
Jhekos Area
JHEKOS AREA Updated at: Rabu, April 04, 2012

Tidak ada komentar :

Posting Komentar